Cari Blog Ini

Kamis, 29 Maret 2012

TIPOLOGI MAHASISWA


Mahasiswa adalah kelompok masyarakat yang sangat unik. Unik karena semua pelajar yang ada di Indonesia hanya kelompok merekalah yang menyandang status maha. Ditangan mereka pula perubahan di negeri ini tergenggam. Di dalam diri mereka pengetahuan itu tersimpan. Tetapi tidak sedikit dari mereka menjadi pengkhianat di negeri ini. Dengan pengetahuannya mereka mengkhianati kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Di tangan mereka pengetahuan diperdebatkan. Di tangan mereka para rezim ditumbangkan. Di tangan mereka juga penindasan dilanggengkan. Di dalam jiwa mereka keangkuhan terpatri. Tapi diantara semua itu tentunya kita masih punya harapan. Harapan untuk bangkit, harapan untuk menatap masa depan yang cerah. Dibawah ini ada beberapa tipologi mahasiswa yang coba diidentifikasi dalam sebuah seminar wawasan kebangsaan dengan tema “pemuda dan ideologi bangsa” dan diklasifikasikan dalam beberapa bagian, yaitu: 

Pertama, Mahasiswa ideologis adalah orang yang mempunyai pegangan yang kuat mengenai jalan kesempurnaan dan dalam setiap aktivitasnya selalu konsisten pada nilai yang dipegangnya. Pada dasarnya mahasiswa seperti ini [ideologis] sangat sedikit dalam kampus dan cenderung ditinggalkan oleh temannya yang tidak sepaham. Mereka biasanya berbagi tugas dalam sebuah gerakan. Mahasiswa ideologis selalu berbicara masalah kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Mereka terus memperjuangkan hal itu dan sangat jarang kita akan menemukan mereka berada dalam penyimpangan antara apa yang dikatakan dan diperbuatnya. Kelompok mereka ini akan selalu menjadi perdebatan karena kehidupannya menyimpang dari kehidupan mahasiswa pada umumnya yang lebih banyak diam walaupun nyawanya sudah mau dicabut dan suka hura-hura. 

Kedua, Mahasiswa organisatoris adalah orang yang berada dalam sebuah organisasi yang selalu berjalan dengan rutinitas keseharian dan dalam setiap aktivitas keseharian tidak memiliki tujuan jangka panjang. Pada dasarnya mereka adalah kelompok yang lebih besar dari kelompok mahasiswa ideologis. Jadi dalam setiap aktivitasnya mereka hanya ingin menyelesaikan dan memikirkan masalah yang tampak dipermukaan sebagaimana yang sering dilakukan pemerintah. Mahasiswa seperti ini kecenderungan kuatnya pada pragmatisme dan individualisme yang hanya memikirkan apa yang akan diperbuat sekarang dan besok dan apa keuntungannya. Ketika keuntungan bagi dirinya tidak ada maka kegiatan itu tidak akan berjalan maksimal dan asal-asalan saja atau tidak ada keikhlasan dalam segala aktivitasnya untuk orang lain. Untuk memikirkan apa yang harus diperbuat hari ini dan dampaknya satu tahun atau beberapa tahun kedepannya sangat  minim. Dalam kuliahpun mereka hanya mempelajari apa yang disampaikan sama penceramah yang sangat terikat dari satu buku [dosen] dan jarang untuk memikirkan secara mendalam dari ceramah yang didapatkan dari penceramah yang menjadi dogma. 

Ketiga, Mahasiswa penggembira adalah orang yang berada dalam sebuah kampus hanya untuk menjadi penonton dan penggembira bagi orang lain. Pada dasarnya mereka tidak punya ideologi yang jelas dan orientasi kehidupan juga yang tidak jelas.  Mahasiswa seperti ini tidak mau berpikir lebih filosofis dan lebih mengikut atau larut dalam realitas sehingga kecenderungannya pada pragmatisme, hedonisme dan individualisme. Kelompok mahasiswa seperti ini muncul ketika ada kegiatan yang tingkat aktualisasi individu-individu sangat tinggi. Misalnya pada saat Ospek dan Bina Akrab atau juga hanya ada pada saat ada acara makan-makan. Jumlah mereka sangat banyak bahkan merupakan kelompok dominan dalam kampus. Mereka kurang mau terlibat dalam kegiatan-kegiatan kampus yang tingkat aktualisasi dirinya sangat rendah [lebih suka hura-hura]. 

Keempat, Mahasiswa preman adalah orang-orang yang berlagak seperti jagoan dalah artian secara fisik dan mereka menganggap diri sebagai orang-orang yang paling berkuasa dan menjadi sosok menakutkan dalam kampus. Kelompok ini tidak punya pegangan ideologi yang kuat dan kecenderungannya pula pada pragmatisme. Mereka biasanya jago ketika berkelompok. Mereka adalah kelompok yang kecil dan selalu membuat permasalahan. Mereka selalu berjalan atas nama solidaritas kelompok dan biasa orang menamakannya sebagai solidaritas buta. Mereka biasa ditemui ketika pada saat-saat ospek, bina akrab dan tawuran untuk aktualisasi diri dan setelah melakukan “ritual preman” mereka lari dan tidak mempertanggungjawabkan tindakannya, mereka juga biasa disebut sebagai preman kesiangan. Biasanya mahasiswa seperti ini susah untuk diajak diskusi dalam menyelesaikan masalah ketika kebencian dalam dirinya memuncak dan segala permasalahan dengan orang lain harus diselesaikan dengan kekerasan fisik.

Catatan atas seminar wawasan kebangsaan oleh KEMASOS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUNGA, LILIN dan MULUT

Ada yang mengirim bunga ada yang membakarnya,  Ada yang menyalakan lilin ada yang memadamkannya,  Semuanya tersulut dari mulut kebencian. ...