Cari Blog Ini

Selasa, 24 Mei 2011

Mendadak jadi "Pemadam Kebakaran”


Gerakan Negara islam Indonesia (NII) adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap Negara dengan kekuasaan yang sah dalam kondisi Negara yang sedang berjuang mengembangkan demokrasinya. Gerakan Perlawanan ini mempunyai cita-cita untuk mendirikan Negara yang landasan kehidupan berbangsa dan bernegaranya sesuai dengan prinsip-prinsip islam. 
NII sebagai sebuah gerakan tentunya mempunyai sejarah panjang dalam bermetamorfosa sehingga menghasilkan bentuk yang sering ditampilkan sekarang ini. Gerakan ini menggunakan berbagai cara untuk merekrut anggota diantaranya melalui “pencucian otak” yang sebenarnya menunjukkan ketidakmampuan orang menganalisis apa yang disampaikan orang ,lain, membayar uang, sampai pada baiat dan pelarangan untuk mengungkapkan aktivitas yang mereka jalani kepada orang-orang yang berada di luar lingkungan mereka.  
Gerakan NII yang berbasis di beberapa kampus daerah jawa sebagaimana yang ditengarai oleh aparat keamanan pemerintah tentunya menimbulkan banyak pertanyaan di dalam masyarakat Indonesia. Ada apa dengan kehidupan kampus hari ini dan kenapa yang terjerat gerakan NII adalah dari kalangan mahasiswa, sedemikian hancurnyakah institusi pendidikan tinggi sehingga gerakan NII bisa menjerat mahasiswanya?
Tentunya gerakan ini dikendalikan oleh banyak pihak dan gerakannya sangat rapi sehingga sangat susah dideteksi oleh aparat keamanan. Kondisi ini tentunya membuat pemerintah dan masyarakat menjadi resah dengan gerakan NII. Diskusi mengenai NII mulai dari media-media yang menghadirkan banyak pakar untuk mengulas gerakan ini.
Adanya gerakan NII ini membuat banyak pihak mendadak jadi “Pemadam kebakaran” dalam artian bahwa mulai dari instansi pemerintah, para pakar, orang-orang yang pernah keluar dari barisan NII, hingga masyarakat bawah mengomentari akan keberadaan NII yang mencoba melawan system yang sah di Negara ini. Mencuatnya gerakan NII dipermukaan tentunya memberikan pekerjaan baru untuk menjadi “pemadam kebakaran” bagi semua kalangan yang ada dalam masyarakat. 
Di banyak forum mulai di ruangan birokrasi kampus, ceramah agama, dan ruang-ruang diskusi kita akan melihat tentang analisis dari gerakan ini mulai dari perilaku penyesatan, pengkafiran dan sampai pada permasalahan lain yang dapat ditimbulkannya. Para orang tua, generasi muda maupun pemerintah di minta untuk waspada terhadap gerakan ini apalagi gerakan ini mengatasnamakan islam. Kondisi yang akan terjadi adalah masyarakat akan mewaspadai organisasi-organisasi islam apalagi generasi muda di tengah-tengah kehidupan yang serba modern.  
Adanya gerakan ini patut kita apresiasi karena telah membuka berbagai tabir kehidupan berbangsa diantaranya masalah system pendidikan yang dibangun selama ini karena kondisi ini mengindikasikan bahwa institusi pendidikan gagal membangun karakter manusia Indonesia, masalah ketidakadilan yang muncul dalam masyarakat, ketimpangan, pemerintahan yang sudah tidak mampu menjadi teladan dan pelindung bagi rakyatnya, dan perilaku para elit politik yang mengejar popularitas individu dengan mengorbankan orang banyak. Patut pula kita melihat mencuatnya gerakan ini sebagai konspirasi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menghancurkaan organisasi-organisasi perjuangan yang berbasis keagamaan. 
Tapi jangan salah dengan mencuatnya gerakan NII kepermukaan banyak menutupi kasus-kasus lain mulai dari perilaku para elit politik yang terus memperjuangkan kepentingan mereka, kasus penangkapan anggota jaringan terorisme, korupsi yang melilit para elit politik, Sandra menyandra antara eksekutif, legislative¸yudikatif dan partai politik yang terus melanda negeri ini, kasus merpati, permasalahan konflik horizontal yang terjadi di dalam Negara ini sampai pada permasalahan ekonomi yang tidak pernah terselesaikan.  

Tamalanrea, 17 Mei 2011

TANAH UNTUK RAKYAT

Mencermati beberapa kasus sengketa lahan ataupun penggusuran bagi orang-orang kecil di Indonesia yang sangat jauh dari kekuasaan sangat menyedihkan, bagaimana di sebuah Negara yang sangat luas tapi masyarakatnya harus selalu bersedia untuk disingkirkan dari tanahnya. Kasus sengketa lahan antara petani dengan perusahaan di sumatera, jawa dan sulawesi yang sering muncul di media nasional merupakan sebuah ironi di Negara ini. Terlebih lagi kasus-kasus tanah yang tidak pernah terangkat di media massa nasional akhirnya akan berjuang sendiri untuk melawan penggusuran dan perampasan.
Pada khususnya di Kota Makassar seperti kasus tanah di tanjung bayang yang berhadapan dengan perusahaan besar di negeri ini, kasus kampung Bulogading yang berlawanan dengan sebuah perusahaan juga, kasus pasar Terong, kasus tanah di pandang Raya, penggusuran pedagang kaki lima (PKL) di Jln Pettarani dan masih banyak yang lain yang ada disudut-sudut kota sesungguhnya sudah merupakan sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa pihak baik itu pemerintah, individu, maupun institusi, yang sangat ambisisus dalam membangun sebuah kepentingan entah itu kepentingan bisnis maupun pengejaran penghargaan adipura…
Sangat menyedihkan bagi sebuah Negara yang menjunjung tinggi hukum dan hak asasi manusia tetapi merekalah sebenarnya yang menginjak-injak dan menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.. pemerintah yang seharusnya hadir sebagai pelindung bagi orang-orang yang tidak mampu bersaing dengan para pelaku ekonomi dunia yang sudah berada di kelas menengah ke atas, tapi justru merekalah yang datang menghabisi mereka..
Perusahaan-perusahaan yang hadir dalam masyarakat atau penduduk pribumi juga banyak menghadirkan masalah yang sangat tidak manusiawi misalnya kasus sebuah perusahaan pengembang pariwisata yang hadir dimana dalam melakukan aktivitasnya secara perlahan-lahan mencoba menggusur penduduk pribumi sebagaimana Israel menggusur penduduk palestina dan cara-cara beginipun digunakan oleh perusahaan. Banyaknya penggugatan terhadap tanah-tanah milik penduduk pribumi semakin memperkuat pertanyaan yang muncul misalnya kenapa perusahaan-perusahaan yang baru datang tiba-tiba mengklaim tanah yang ada? Pedagang kaki lima yang sudah lama berjualan tiba-tiba harus digusur dengan berbagai alasan termasuk menjalankan Undang-undang Negara serta peraturan Pemerintah Kota.
Negara yang telah diamanahkan untuk bertanggung jawab dalam memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakat miskin dan melindungi mereka tapi justru hadir sebagai momok yang sangat menakutkan dengan semua bentuk alat-alat pressure dalam pemerintahannya. Mereka yang mencoba mempertahankan hidup sehari-hari malah harus terus bersedia untuk digusur dengan dalih ditertibkan demi keamanan dan keindahan kota yang mereka pimpin…
Dengan dalih penertiban dan keindahan kota sebenarnya penghalusan dari istilah penggusuran atau perampasan hak-hak masyarakat yang tidak masuk dalam golongan elit pemerintahan dan pengusaha kelas-kelas atas, karena mereka dianggap tidak mampu memberikan kontribusi besar dalam pembangunan ataukah mereka hanya menjadi beban bagi pemerintah. Inilah menjadi perhatian besar bagi kaum muda yang masih memiliki militansi untuk melawan segala bentuk arogansi pemerintah terhadap masyarakat kecil.
Inilah realita yang harus ditanggung anak-anak bangsa yang hanya mencari sesuap nasi untuk dirinya dan keluarganya diatas bumi ibu pertiwi, mereka tidak bisa hidup tenang dengan penghidupan seadanya yang halal dalam mendapatkannya. Inilah mungkin makna ungkapan kalau didalam pembangunan yang harus dipertahankan adalah orang-orang kuat dan harus disingkirkan adalah orang-orang lemah karena mereka cenderung menjadi beban bagi Negara dan pemerintahnya..
Hadirnya pemerintah untuk menyelesaikan masalah ini tentunya sangat diharapkan oleh masyarakat kecil, entah dalam bentuk pemberian tempat bagi mereka yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima karena mereka tentunya tidak mampu untuk membeli toko-toko yang ada dipasar modern sebagai tempat mereka beraktivitas dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu regulasi bukan untuk menghancurkan mereka tetapi untuk menyelamatkan mereka. Kalau bukan begitu sudah pasti pemerintah sujud dibawah para pemilik modal dan itulah realita yang terjadi di negeri ini yang kaya raya akan sumber daya.

Pemberontakan terhadap pemimpin yang zalim adalah sebuah keharusan dalam masyarakat yang tercerahkan…..

Usman Saleh La Ede
Tamalanrea, 3 November 2010- diperbaharui tanggal 17 mei 2011

BUNGA, LILIN dan MULUT

Ada yang mengirim bunga ada yang membakarnya,  Ada yang menyalakan lilin ada yang memadamkannya,  Semuanya tersulut dari mulut kebencian. ...