Cari Blog Ini

Selasa, 05 Agustus 2014

PERTEMUAN KITA-WAJAHMU-SEBUAH PERISTIWA

Saya tidak pernah menduga, kita akan bertemu di sebuah ruang tunggu, sama-sama menunggu untuk masuk disebuah bahtera yang akan menuju sebuah pulau. Entah kau kaget melihatku atau tidak.

Kita sama-sama dalam sebuah perjalanan, tapi saya tidak mengetahui kau akan berjalan kemana. Apakah kita akan ke pulau yang sama? Saya tidak bisa memastikan. Kau berasal dari pulau mana? Saya tidak bisa memastikan. Yang jelas bahwa kita akan sama-sama menuju sebuah pulau dalam bahtera yang sama. Tapi yang pasti bahwa kita sama-sama pernah bertemu disebuah peristiwa dan saya tidak pernah menduga bahwa kita akan bertemu kembali. Sama-sama melakukan perjalanan. Saya tidak mengetahui namamu, tapi yang pasti kau mengetahui banyak hal tentang saya. Karena malam itu engkau memperhatikan baik-baik ketika sahabat-sahabatmu secara antusias dan berebutan bertanya banyak hal tentang saya.

Malam itu sekitar jam tiga dini hari tanggal 25 juli kita bertemu di ruang tunggu yang sudah sesak serta panas dan itu adalah pertemuan kita yang kedua secara langsung. Saya melihatmu dengan tersenyum sebagaimana saya tersenyum melihatmu dan kawan-kawanmu ketika pertama kali kita bertemu. Ketika itu kawan-kawanmu banyak mengajukan pertanyaan dan pernyataan yang membuatku merasa geli. Saya tidak perlu menjawab pertanyaannya dengan pernyataan, cukup tersenyum. Engkau sering menengok kesebelah kirimu dan melihat saya secara langsung. Walaupun kita tidak saling bertanya langsung, tapi kau pasti masih menyimpan memori tentang saya dalam sebuah peristiwa yang kau sendiri terlibat didalamnya bersama sahabat-sahabatmu.

Saya melihatmu seperti pertemuan sebelumnya yang masih setia menggunakan kacamata, jaket, celana kain. Senyummu, cara mengamatimu, cara melihatmu dan cara menatapmu masih seperti diawal kita bertemu. Itu sepertinya ciri khasmu. Ketika melihatmu [entah berdiri atau duduk di koper besar] disamping kananku arah jarum jam tiga, sekitar empat meter dari pintu masuk yang kita belakangi yang hanya diantarai dua orang [satu orang perempuan dan satu laki-laki] dan menghadap dermaga, membuat saya memutar kembali memori tentangmu dan sahabat-sahabatmu serta perilaku yang kalian pertontonkan. Beberapa kali kau menoleh kesamping kirimu melihat orang-orang yang ada di sisi itu dan jelas sorot matamu beberapa kali memperhatikanku sebagaimana engkau memperhatikanku waktu kita bertemu diawal. Saya memperhatikanmu baik-baik walaupun engkau sesekali memalingkan wajahmu. Berharap bahwa kau akan menyapaku langsung secara pribadi sebagaimana engkau berani masuk dengan sahabat-sahabatmu untuk pertama kalinya. 

Setelah beberapa saat engkau melihat di samping kirimu dan kau memutuskan pindah ke bagian depan walaupun disana sudah penuh dengan orang yang masuk dan mengantre duluan, kau tetap memaksakan masuk disana. Saya memperhatikanmu ketika pindah dari sisi kananku dengan memikul koper besar yang kau bawa, ditemani seorang anak kecil dan satu orang dewasa. Akhirnya setelah tidak mendapatkan tempat berdiri atau duduk, kau sendiri, anak kecil dan temanmu yang satunya, kembali kebelakang dan memilih [mungkin] menunggu di luar karena di dalam saya tidak melihat wajahmu.

Masih ingatkah sebuah peristiwa yang kau sendiri terlibat didalamnya bersama sahabat-sahabatmu? Itu sebuah peristiwa yang memang dalam pahamannya kalian sudah menjadi perjuangan wajib kalian yang tidak bisa ditinggalkan. Dan peristiwa itu sudah sering terjadi. Tetapi, kita untuk pertama kalinya bertemu. Perjuangan yang kalian menganggapnya sebagai sebuah jihad. Jihad untuk membasmi orang-orang yang berbeda paham dengan kalian. Membawa dan memaksa orang lain pada pahaman kalian yang sudah dianggap benar secara mutlak tanpa ada verifikasi. Bukankah itu sebuah kesesatan yang nyata?

Aktivitasmu dan sahabat-sahabatmu yang mengatasnamakan masyarakat dengan membawa propaganda video dan berita yang tidak jelas sumbernya. Adakah bukti yang bisa kalian ajukan tentang informasi yang disampaikan kepada masyarakat itu? Selain informasi daur ulang yang masih kalian pertahankan. Sepertinya kalian sudah susah mencari celah [selain fitnah] untuk menghancurkan buah dari pohon yang tumbuh subur sepanjang zaman yang mendapatkan nutrisi dari Cahaya yang tidak pernah padam.

Kalian memperkarakan seluruh keyakinan dan isi hati orang, seolah-olah kalianlah yang lebih tau dari Yang Maha Mengetahui. Kalian datang dan bilang mau melakukan klarifikasi, tapi yang kalian lakukan adalah menuduh. Kalian mau dialog, tapi kalian mengintimidasi. Kalian bertanya dengan meminta jawaban, dan ketika dijawab, kalian menuduh bahwa itu bohong karena tidak sesuai dengan keinginan anda. Mau kalian apa sebenarnya? Kalian mengatakan ini menyebabkan perpecahan. Tapi kenyataan kalian yang memecah masyarakat dengan garis batas kafir dan tidak kafir. Kalian disuruh mengajukan bukti tapi tidak bisa mengajukan bukti yang valid. Kalian selalu menginginkan orang-orang yang tidak mengganggu kalian masuk penjara dengan tuduhan penistaan. Bukankah pertanyaan dan pernyataan yang kalian ajukan itu secara tidak langsung melecehan islam? Kalian yang menuduhkan kepada orang lain, tapi kalian sendiri yang melakukannya. Kalian menyuruh orang-orang untuk bertobat. Memang kalian siapa? Saya jadi bingung, apakah kalian sudah menjelajahi dan mengetahui seluruh rahasia hati manusia? Kalau kalian bisa mengetahui seluruh rahasia hati dan ibadah seseorang, bukankah kalian telah melakukan kudeta terhadap Tuhan? Astaghfirullah.

Apakah kalianlah selama ini yang menyebarkan informasi yang tidak benar pada masyarakat? Saya menyebutnya saja sebagai fitnah [tuduhan yang tidak berdasar]. Apakah Kau dan sahabat-sahabatmu [mungkin] tidak pernah bahagia dan tenang hidupnya atau tidak sah ibadahnya tanpa membuat badai fitnah bid’ah, sesat, kafir yang kemudian mengajak masyarakat untuk terlibat di dalamnya? Walaupun mereka tidak tahu duduk perkaranya.

Pada peristiwa itu, saya menganggap saja kalian seperti anak kecil yang sedang nonton sebuah film horor. Semakin lama dan sering ditonton semakin menarik. Kemudian kalian menyebarkan informasi kepada masyarakat bahwa adalah film horor yang layak untuk ditonton bersama. Kalian menambahkan bumbu sesuai selera anda dalam setiap informasi itu. Akhirnya film horor itu semakin banyak yang menonton. Ada yang menyukainya dan ada yang membencinya. Anggap saja pemain film horor adalah horor bagi kalian sehingga kalian membangun kebencian terhadapnya.

Entah apa yang membuat kalian membangun kebencian terhadap sesama umat manusia. Apakah kalian belajar agama hanya belajar bab kebencian? Melihat orang lain yang tidak sepaham dan bersama kalian adalah musuh. Adakah karena jumlah “pendapatan [uang? Pengikut?]” kalian yang berbeda? Seruan untuk mengkafirkan dan jihad melawan orang yang berbeda paham berarti seruan untuk menumpahkan darah, menjarah harta, dan menghancurkan rumah-rumah mereka. Yang pada suatu saat nanti, jika orang-orang menolak seruan itu dan tidak bersama kalian berarti mereka juga menjadi musuh kalian.

Sudahlah! Rupa-rupanya kalian sudah menutup mata, pikiran, pendengaran, dan hati untuk mempelajari terlebih dahulu setiap informasi yang kalian bawa-bawa. Kenyataanlah yang menjelaskan bahwa kalian tidak mau menerima penjelasan dari mereka yang berbeda dengan kalian. Apakah kalian sudah membaca buku yang kalian acak-acak itu dan menyatakannya buku-buku yang menyesatkan? Adakah kesalahan yang dilakukan oleh buku? Apakah buku yang kalian propagandakan benar secara mutlak? Saya sudah membaca buku pedoman yang kalian sebar secara gratis itu. Isinya tidak lebih dari fitnah. Kalian menjebak diri dalam kesalahan sendiri. Saya paham bahwa kalian tidak dididik dalam tradisi berfikir. Bukankah sebuah kebodohan berdiskusi dengan orang yang bukan ahli berfikir? Kalian dididik dalam tradisi taklid buta dan menuduh. Kalian sudah melihat dan mempersempit dunia dan kehidupan ini hanya dalam sudut pandang kelompok anda. Ada realitas kita sebagai saudara sesama manusia, sebagai hamba Tuhan daripada pemikiran yang kau kerucutkan pada kelompokmu. Apakah dalam hidup ini yang ada hanyalah perbedaan dan tidak ada kesatuan? Semakin fokus pada perbedaan, maka yang kalian sebarkan adalah kebencian.

Sungguh singkat hidup ini hanya untuk membangun kebencian. Kalian terus mengatakan bahwa ini bukan islam! Bukankah sebenarnya kalian mau mengatakan diri dan kelompok kalianlah yang paling benar islamnya? Apakah islam adalah pemikiran kalian dan pemikiran kalian adalah islam dan yang lain salah secara keseluruhan? Tentunya tidak, Islam adalah islam. Inilah permintaan saya kepada kalian yang sudah menganggap dirinya paling suci dan paling benar dalam menjalani kehidupan ini: Tunjukkanlah buktinya jika kalian memang yang paling benar.! Dialah yang mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi, apa yang tersembunyi dan apa yang tampak.
Rumah Putih, 5 Syawal 1435 H. Pukul 09:01  
         


BUNGA, LILIN dan MULUT

Ada yang mengirim bunga ada yang membakarnya,  Ada yang menyalakan lilin ada yang memadamkannya,  Semuanya tersulut dari mulut kebencian. ...