Cari Blog Ini

Sabtu, 11 Mei 2013

MATINYA NURANI



Di sudut kampus sebagian orang sibuk berdebat, sibuk berdiskusi, sibuk main domino, sibuk bergosip, sibuk dengan laptop, sibuk dengan twitter, sibuk dengan facebook, sibuk dengan games, sibuk dengan musik, sibuk bercermin, sibuk dengan tugas kuliah dan sibuk dengan segala kesenangan yang ada. Di sudut kota orang sibuk bercengkerama, sibuk dengan mencari uang, sibuk mengurus anak, sibuk mengurus ternak, sibuk mengurus barang dagangan dan lain-lain.

Itukah realita yang telah menggilas manusia hari ini? Kalau jawabannya ya maka bagaimana sikap kita terhadap realita tersebut? Kalau jawabannya, tidak! apa juga yang menjadi pertanggungjawabannya kita terhadap realita tersebut. Tentunya masing-masing orang punya jawaban tersendiri. Terlepas apa jawaban pertanyaan atas realita diatas ada hal yang telah hilang dalam diri kita, diri manusia, diri mahasiswa. 

Realita gerakan hari ini semakin mengkhawatirkan dan tidak konsisten terhadap apa yang diperjuangkan. Mahasiswa [manusia] telah larut dalam kehidupan glamour kehidupan duniawi yang sangat rendah. Mahasiswa [manusia] tidak berani lagi mengambil keputusan untuk melakukan perlawanan terhadap segala realitas yang mapan tapi rapuh. Inikah teori yang dikembangkan oleh pyrho bahwa orang yang tidak mengambil keputusan tidak pernah keliru atau yang dibahasakan oleh milton friedman bahwa kebijakan yang baik adalah tanpa kebijakan.

Nurani kemanusiaan adalah fitrah seorang manusia dimana fitrah adalah keniscayaan yang ada dalam diri setiap manusia karena pada dasarnya manusia diciptakan dengan fitrah yang lurus dan suci. Pertanyaannya masihkah kita menjaga fitrah yang lurus itu? Jawabannya bisa ya dan bisa tidak. Karena penyimpangan terhadap fitrah kemanusiaan kita bisa saja terjadi. Fitrah kita tentang kemanusiaan akan terus diuji seiring berjalannya waktu. Sebagaimana aristoteles membahasakan bahwa untuk mengerti sesuatu manusia harus beralih dari fitrah yang satu ke fitrah yang lain.

Mahasiswa [manusia] sudah tidak lagi bergerak dengan kesucian dari gerakan itu. Mereka bergerak atas dorongan heroisme kacangan, bergerak atas dasar tuntutan birahi penghancuran dan premanisme. Bukankah kita telah melihat dan mempelajari setiap perjalanan peradaban yang dibangun ummat manusia? Sejarah peradaban manusia selalu dibangun diatas penindasan, dibangun diatas darah dan air mata setiap generasi yang lahir di muka bumi ini. Begitupun di indonesia pembangunan dibangun diatas darah dan air mata rakyat banyak. 

Para penguasa dengan partai politiknya telah tertidur lelap, telah menutup mata batinnya, telah menutup telinganya, telah mengikat langkahnya untuk tidak jalan mengunjungi rakyatnya, telah menutup rapat kedua tangannya, telah mengunci rapat mulutnya untuk berbicara dengan rakyatnya. Itu adalah realitas para penguasa bangsa ini. Penguasa yang bajingan dan bebal dan menjadi teroris bagi rakyatnya sendiri. Mereka hanya bekerja untuk mengabdi pada kepentingan kelompok atau golongannya. Mereka terus mempertontonkan hipokrit yang mereka lakukan. Mereka telah memaksakan birahi kekuasaannya untuk terus menindas dan melakukan despotik untuk melanggengkan kekuasaannya.

Para pengusaha [hartawan] telah mengambil banyak keuntungan dalam negeri ini, telah menguasai sumber-sumber kehidupan yang strategis  untuk memenuhi birahi kerakusannya. Mereka telah mengambil dan menguasai banyak sumber kehidupan dengan mengorbankan rakyat banyak. Masih adakah nurani dalam diri mereka? Mereka telah berjalan sebagai mesin penggilas bagi seluruh isi alam semesta. 

Para ulama sibuk dengan akrobat menjual ayat-ayat Illahi yang suci. Mereka telah menutup mata, telah menutup telinga, telah menghentikan langkah untuk melakukan perjalanan dalam membantu hamba-hamba Allah, telah melipat rapi tangannya untuk tidak memberi bantuan kepada ummat. Mereka  telah menutup mulutnya dengan rapat-rapat untuk tidak memberikan perlawanan kepada para penguasa yang zalim. Masih adakah nurani dalam diri mereka?

Ingat bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan terbebas dari kotoran dosa. Makanya setiap manusia dalam setiap zaman dituntuk untuk selalu berjalan diatas kesucian atau fitrah kemanusiaannya. Manusia yang satu hadir tidak untuk menghancurkan mereka yang menyimpang dari fitrah kemanusiaannya tapi hanya mencoba mengingatkan dan mendekatkan kembali pada kesucian itu sebagaimana pertama kali manusia itu dilahirkan dengan keadaan suci. Tidak ada kata pengingkaran terhadap nurani dalam setiap diri manusia. Jika ada pengingkaran nurani maka kita mengingkari fitrah kemanusiaan dan jika kita mengingkari fitrah kemanusiaan maka kita mengingkari Allah. Jika kita mengingkari Allah berarti kita tersesat atau masuk pada kegelapan dan menghindari cahaya yang terang [Allah].

Tamalanrea, Sabtu 5 Mei 2012
                                                                                                                  Pukul 07.13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUNGA, LILIN dan MULUT

Ada yang mengirim bunga ada yang membakarnya,  Ada yang menyalakan lilin ada yang memadamkannya,  Semuanya tersulut dari mulut kebencian. ...