Cari Blog Ini

Selasa, 11 Februari 2014

Kita Dan Imajinasi

Entah sejak kapan kita saling mengenal dan memperkenalkan diri masing-masing, tapi yang pastinya kita saling mengenal. Saya juga tidak memahami apa yang sebenarnya mempertemukan kita dan dimana kita pertama kali bertemu, dan saya juga tidak mengetahui sejak kapan kita selalu berdiskusi panjang membahas segala macam topik yang mengalir begitu saja. Dalam setiap pembicaraan itu saya mendapatimu sebagai orang yang penuh imajinasi yang mengingatkanku pada banyak hal tentang orang-orang yang penuh imajinasi yang pernah saya temui dan sering berinteraksi dengan mereka. Imajinasimu selalu melampaui ruang dimana kamu hidup. Imajinasimu yang selalu terfokus dan menukik tajam menembus carut marutnya dunia dan kehidupan kita.

Imajinasimu mengingatkanku pada beberapa teman pada saat masih duduk di taman kanak-kanak, di pendidikan dasar maupun menengah. Ketika kita ditanya apa yang menjadi cita-cita kalian atau apa yang akan kalian lakukan kalau sudah besar nanti? Berbagai macam jawaban kita sampaikan dengan lurus tanpa ada hambatan, meluncur deras dari mulut. Berbagai macam profesi yang kita akan lakoni kedepannya kita sampaikan juga walaupun profesi itu sangat asing dari kehidupan kita sebagai orang yang tinggal di desa. Profesi yang pada dasarnya banyak dipahami oleh orang-orang yang tinggal di daerah yang sudah menikmati kemajuan teknologi dan informasi dan kita sebut saja daerah perkotaan. Begitupun ketika kita tinggal di daerah yang teknologi dan informasinya sudah maju, kita selalu berimajinasi untuk melakoni profesi mereka yang sudah ditinggalkan oleh orang-orang yang konon modern. Kita mungkin pernah atau bahkan tidak pernah melihat contohnya tapi kita selalu mendengarnya melalui dongeng atau cerita-cerita yang disampaikan ke kita pada saat kita di rumah, sekolah atau pada saat kita bermain bersama.

Kini kalau pertanyaan itu diajukan kembali, kita selalu kesusahan untuk menjawabnya. Kita mulai berpikir panjang dan biasa juga terbata-bata dalam menjawabnya. Yang jelas dari pertanyaan atau pernyataan yang lahir dan meluncur dari imajinasimu tanpa putus yang bahkan kita kadang sebelumnya sama-sama tidak pernah memikirkan pertanyaan atau pernyataan yang terlontar itu. Ketika kita sudah tidak mampu menjawabnya atau menanggapinya kita sama-sama terdiam untuk berpikir kembali dengan melintasi cakrawala pengetahuan yang ada. Atau kita sama-sama mengakhirinya dengan mengajukan pertanyaan apa yang kita harus lakukan?

Imajinasimu sebagai protes tentang carut marutnya dunia dan kehidupan kita yang sering kita bicarakan bahkan kadang kita sama-sama susah untuk menjawabnya kalau itu kita aplikasikan dalam kehidupan riil. Kita sama-sama mengetahui kalau imajinasi itu mengembara kemana saja dan menyasar apa saja yang terlintas di kepala kita. Dari imajinasimu kita melahirkan beberapa gagasan yang tidak tertulis yang secara diam-diam kita bersepakat untuk menjalankannya. Dalam menjalankan gagasan itu kita tidak saling menegur bahwa ini salah dan itu benar. Dalam beberapa kesempatan dari beberapa imajinasi yang disampaikan sebagai isyarat untuk saling membantu, kita secara diam-diam bergerak melakukan pekerjaan itu tanpa ada perintah yang masing-mnasing dari kita sudah memahami apa yang harus dikerjakan. Kita juga jarang untuk mengevaluasi secara tertulis setiap gagasan yang lahir dari imajinasi yang kita pernah bicarakan. Kita hanya bercerita panjang tentang apa yang telah dan akan kita lakukan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama. Dari cerita yang imajinatifmu kita sama-sama masih mengharapkan orang-orang bahkan diri kita untuk menyelipkan harapan dan kecintaan untuk selalu berbuat kebaikan dan konsisten.

Terima kasih untuk cerita-cerita imajinatifnya yang menyegarkan kembali ingatan saya tentang imajinasi anak-anak yang masih menyelipkan harapan tentang kehidupan. Mereka paham bahwa yang mereka imajinasikan itu sangat jauh dari konteks kehidupan mereka. Mereka juga tahu bahwa mereka tidak akan pernah mencicipi atau merasakan manisnya dari hal yang mereka imajinasikan.

Tamalanrea, 9 Rabiul Akhir 1435 H
                   10  Februari   2014  M  

Pukul 04:53 AM
        

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUNGA, LILIN dan MULUT

Ada yang mengirim bunga ada yang membakarnya,  Ada yang menyalakan lilin ada yang memadamkannya,  Semuanya tersulut dari mulut kebencian. ...